UJI EFIKASI BERBAGAI DOSIS PUPUK KOTORAN HEWAN DAN VOLUME AIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KLON S-1 TANAMAN KAKAO (Theobroma Cacao L.)

Authors

  • Syarifuddin Syarifuddin MTs Nurul Ikhlas Ambon

DOI:

https://doi.org/10.33477/bs.v7i1.394

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan sejak tahap persiapan sampai selesai pengamatan dari bulan Juli sampai September 2015 yang berlokasi di Jln. Lorong Putri, RT/RW 005/019, Desa Batumerah, Kota Ambon, Provinsi Maluku. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam pola faktorial yang terdiri dari: Faktor pertama adalah jenis pupuk kotoran hewan yang terdiri dari pupuk kotoran ayam (K1), sapi (K2), dan kambing (K3). Faktor kedua adalah dosis (D) masing-masing terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu D0 = 0 tha-1 (Kontrol), D1 = 5 tha-1, D2 = 10 tha-1, D3 = 15 tha-1. Faktor ketiga adalah volume air (V) yang terdiri dari 4 taraf perlakuan, yaitu V0 = 0 ml (Kontrol), V1 = 20 ml, V2 = 40 ml, dan V3 = 60 ml. Analisis data penelitian menggunakan bantuan komputer Program SPSS ver. 19.0 for Windows. Untuk pengujian hipotesis berdasarkan Analysis of Variance (ANOVA) dengan membandingkan nilai probabilitas dengan α = 0.05. Jika nilai probabilitas ≤ 0.05 (p ≤ 0.05) maka disimpulkan perlakuan berpengaruh secara signifikan dan apabila nilai probabilitas > 0.05 (p > 0.05) maka disimpulkan perlakuan tdak berpengaruh secara signifikan. Perlakuan yang memberikan pengaruh signifikan dilakukan uji beda LSD dan uji lanjut dengan menggunakan Uji Lanjut Duncan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Tidak terdapat pengaruh interaksi antara dosis pupuk kotoran ayam, sapi, maupun kambing dengan volume air terhadap pertumbuhan bibit tanaman kakao(T. cacao L.) umur 42 HST karena diduga terjadi pencucian unsur hara dalam pupuk kotoran hewan akibat tidak seimbang antara ukuran polybag dengan volume air siraman. (2) Tidak terdapat pengaruh dosis pupuk kotoran ayam, sapi, maupun kambing terhadap pertumbuhan bibit tanaman kakao (T. cacao L.) umur 42 HST. Tetapi berdasarkan nilai rata-rata dari hasil Uji Lanjut Duncan taraf kepercayaan 95% terlihat bahwa dosis 5 tha-1 memiliki nilai rata-rata tertinggi terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang akar tunggang, ika dibandingkan dengan dosis 10 tha-1 dan 15 tha-1. Hal ini diduga karena baru pertumbuhan awal pada bibit tanaman kakao (T. cacao L.) umur 42 HST sehingga belum banyak membutuhkan unsur hara, sehingga dosis 5 tha-1 diduga telah sesuai kebutuhan pertumbuhan bibit tanaman kakao (T. cacao L.) umur 42 HST. (3) Terdapat pengaruh yang signifikan perlakuan volume air terhadap pertumbuhan bibit tanaman kakao (T. cacao L.) umur 42 HST karena diduga bibit tanaman kakao telah mampu menyerap air dengan baik untuk proses metabolisme. Kemudian berdasarkan Uji Lanjut Duncan disimpulkan tidak ada perbedaan perlakuan antara volume air 20 ml, 40 ml, dan 60 ml kecuali dengan kontrol. Tetapi berdasarkan nilai rata-rata, maka dapat dinyatakan bahwa volume air 20 ml memiliki nilai rata-rata tertinggi pada variabel tinggi tanaman dan jumlah daun, sehingga dapat dinyatakan bahwa volume 20 ml yang paling baik untuk pertumbuhan bibit tanaman kakao klon Sulawesi-1 (S-1). Kata Kunci: T. cacao L. Klone S-1, Dosis Pupuk Kotoran Hewan, Volume Air

References

Afriyeni, Y., Nasir, N., Periadnadi, Junjunidang, 2013. Jenis – Jenis Jamur Pada Pembusukan Buah Kakao (Theobroma cacao L.) di Sumatera Barat, Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio.UA) 2 (2) : 124 – 129, ISSN: 2303 – 2162.

Agustina, L., 2004. Dasar Nutrisi Tanaman, Edisi Revisi Cet. Kedua, PT Rineka Cipta, Jakarta

Abdirahman, M.M., Shamsuddin, J., Teh Boon, S.C., Megat, W.P.E., Ali, P.Q., 2014. Effect Of Drip Irrigation Frequency, Fertilizer Source, and Their Interaction and Dry Metter and Yield Componen Of Sweet Corn. Journal of Crop Sciense. No.8 Vol.2, hal. 223- 231.

Anjum, A.S., Ehsanullah, Lanlan, X., Longchang, W., Farrukh, S.M., 2013. Exogenous Benzoic Acid (BZA) Treadment Can Induce Drought Tolerance In Soybean Plants By Improving Gas Exchange And Chlorophyil Contents. Journal of Crop, No.7 Vol.5, hal. 555-560.

Burhanudin, Suhartanto, M.R., Ilyas, Purwantara, 2011. Perubahan Biologi dan Fisiologis Sebagai Indikator Masak Bibit Kakao Hibrida, Jurnal Litri 17 (2), ISSN: 0853 – 8212, Hal. 41 – 50.

Badan Pusat Statistik (BPS), 2012. Potensi Kakao di Maluku: Data Produksi Komoditi Tahun 2012, Sumber Online: www.regionalinvestment.bpkm.go.id diakses tanggal 20 Maret 2014.

Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, 2013. Maluku Dalam Angka, Sumber Online: www.sp2010.bps.go.id diakses tanggal 20 Maret 2014.

Corti, R., Flammer, J., Hollenberg, N.K., Lusches, T.F., 2009. Cocoa and Cardiovascular Health, Journal Circulation, American Heart Association, ISSN: 1524 – 4539.

Departemen Perindustrian, 2007. Gambaran Sekilas Industri Kakao, Sumber Online: www.depperin.go.id diakses tanggal 24 Oktober 2014.

Dwiyana, S.R., Sampoerno, Aldian, 2015. Time And Volume Of Water Supply In Seedling Palm Oil (Elaeis gueneensis Jacq.) In Main Nursery, Jurnal Jom Faperta Vol. 2 No. 1 Pebruari 2015, Agrotechnology Department, Agriculture Faculty, University of Riau

Efendi, 2011. Bioetanol Kulit Buah Kakao Menuju Indonesia Mandiri Bahan Bakar Nabati, Sumber Online : www.academi.edu diakses tanggal 3 September 2014.

Gaspersz, V., 1991. Metode Perancangan Percobaan Untuk Ilmu-Ilmu Pertanian, Ilmu-Ilmu Teknik, Biologi, Penerbit CV. Armico, Cet. 1, Bandung.

Henrata, R., Sutardi, 2010. Evaluasi Media dan Frekuensi Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.), Jurnal Agrivigor, Vol. 3 No. 1, ISSN: 1979 5777

Harsini, T. dan Susilowati, 2004. Pemanfaatan Kulit Buah Kakao dari Limbah Perkebunan Kakao Sebagai Bahan Baku PULP dengan Proses Organosolv, Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, Vol. 2 No. 2.

Hartatik, W., Widowati, L.R., 2005. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati, Kode Sumber: Summary-pupuk kandang.pdf

Hendarto E., Suwarso, 2013. Pengaruh Kombinasi Antara Pupuk Kandang dan Urea Pada Tampilan Aspek Pertumbuhan Tanaman Rumput Raja Pada Pemanenan Defoliasi Ke Empat, Bionatura, Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati dan Fisik, Vol. 15 No. 2, ISSN 1411-0903

Indonesian Commercial Newsletter (ICN), 2010. Perkembangan Agribisnis Kakao di Indonesia, Laporan Market Inteligence, Sumber Online: www.datacom.co.id/Agri.2010Kakao.html diakses tanggal 20 Maret 2014.

Karmawati, E., Mahmud, Z., Syakir, Munarso, J., Ardana, K., Rubiyo, 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kakao, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, nitro PDF professional, Bogor.

Lestari, P.A., Hanibal, Syamsuddin, S., 2007. Substitution of Inorganic Fertilizer Kascing in Cocoa (Theobroma cacao L.) Seedings in Polybag, Jurnal Agronomi, Vol. 11 No. 2, ISSN: 1410 – 1939.

Lakitan, B., 2005. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan, PT RajaGrafindo, Jakarta

Mutryarny, E., Endriani, Lestari, S.U., 2014. Pemanfaatan Urine Kelinci Untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Varietas Tosakan, Jurnal Ilmiah Pertanian, Vol. 11 No. 2

Maruapey, A., 2011. Pengaruh Jarak Tanam Dan Jenis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Gulma Dan Hasil Jagung Manis, Seminar Nasional Serealia 2011, Kode Sumber : 3bpro11(1).pdf

Nuraini dan Mahata, M.E., 2009. Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Fermentasi Sebagai Pakan Alternatif Ternak di Daerah Sentra Kakao Padang Pariaman, Sumber Online: www.forda.mof.org diakses tanggal 12 September 2014.

Prawoto, A.A & Martini, 2014. Pedoman Budi Daya Kakao Pada Kebun Campur, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute) bekerja sama dengan Agrofor Sulawesi, Sumber Online: www.wordagroforestry.org/sea/.../bl0049-14-1.pdf

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (PUSLITLOKA) Indonesia, 2010. Buku Pintar Budidaya Kakao, Penerbit AgroMedia, Jakarta Selatan, ISBN: 979-006-317-2.

Sutardi, Hendrata, R., 2009. Respon Bibit Kakao Pada Bagian Pangkal, Tengah, dan Pucuk Terhadap Pemupukan Majemuk, Balai Pengakajian Teknologi Pertanian Yogyakarta, Jurnal Agrovigor, Vol. 2 No. 2, ISSN 1979 5777

Suntoro, 2001. Pengaruh residu penggunaan bahan organik, dolomit dan KCl pada tanaman kacang tanah (Arachis hypogeae) pada Oxic Dystrudept di Jumapolo Karanganyar, Jurnal Habitat, 12 (3): 170-177

Sutedjo, 2002. Pupuk dan Pemupukan, Penerbit PT Rieneka Cipta, Jakarta

Sarno, 2009. Pengaruh Kombinasi NPK dan Pupuk Kandang terhadap Sifat Tanah dan Pertumbuhan serta Produksi Tanaman Caisim, Jurnal J. Tanah Trop., Vol. 14, No. 3, 2009: 211-219 ISSN 0852-257X

Sumarno, 1992. Pengaruh Teknologi Cadangan Air Dekat Perakaran Di Lahan Kering Terhadap Pertumbuhan Sengon Buto (Entrolobium cyclocarpum), Fakultas Pertanian Universitas Abdurachman Saleh, Situbondo, Kode Sumber: 2014-03-30-66 BAB 4.pdf

Salisbury, F.B. & C.W. Ross, 1992. Plant Physiology. 4thEd. Wadsworth Publishing Company Bellmount, California (Terjemahan Dian R. Rukman dan Sumaryono: Fisiologi Tumbuhan, Jilid 2- Biokimia Tumbuhan, Edisi Keempat, Penerbit ITB Bandung, Bandung, ISBN 979-8591-27-5

Sutriadi, M.T., R. Hidayat, S. Rochayati, dan D. Setyorini, 2005. Ameliorasi Lahan Dengan Fosfat Alam Untuk Perbaikan Kesuburan Tanah Kering Masam Typic Hapludox Di Kalimantan Selatan. hlm. 143-155 Dalam Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Sumber Daya Tanah dan Iklim. Buku II. Bogor, 14-15 September 2004. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.

Syukur, A., Titi Wurdiayani, dan Udiono, 2000. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan Turus Nilam Di Tanah Regosol Pada Berbagai Tingkat Kelengasan Tanah. hlm. 465-476 Dalam Prosiding Kongres Nasional VIII HITI. Pemanfaatan Sumberdaya Tanah Sesuai dengan Potensinya Menuju Keseimbangan Lingkungan Hidup dalam rangka Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat. Buku I. Bandung 2-4 November 1999.

Sarawa, Arma, M.J., Mattola, M., 2014. Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine Max L. Merr) Pada Berbagai Interval Penyiraman Dan Takaran Pupuk Kandang (Vegetative Growth Of Soybean (G,lycine Max L. Merr) At Different Irrigation Frequencies And Manure Dosages), Jurnal Agroteknos, Vol. 4 No. 2, hal. 78-86, ISSN 2087-7706

Safuan, L., 2012. Pengaruh Bahan Organik Dan Pupuk Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Melon (Cucumis melo L.), Jurnal Agroteknologi, No.2 Vol. 2, hal. 70-76.

Sulistyono, E., Suwarto, Ramdiani, Y., 2005. Defisit Evapotranspirasi sebagai Indikator Kekurangan Air pada Padi Gogo (Oryza sativa L.). Buletin Agronomi, No. 33 Vol.1, hal. 6-11.

Tsobeng, A., Tchoundjeu, Z., Lazare, K., Asaah, 2011. Effective Propagation of Diospyros crassiflora (Hiern) using twig cuttings. Internasional Juornal of Biosciences (IJB), ISSN: 2220-6655, Vol.1. No.4, p. 109 – 117.

Tsobeng, A., Asaah, E., Makueti, J., Tchoundjeu, Z., Damme, P.V., 2013. Propagation of Pentaclethra macrophylla Bent (Fabaceae) Through Seed and Rooting of Leafly Stem Cuttings. Internasional Juornal of Agronomy and Agrcultural Research (IJAAR), ISSN: 2223-7054, Vol.3, No.12, p. 10 – 20.

Wulan, S.N., 2001. Kemungkinan Pemanfaatan Limba Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L.) Sebagai Sumber Zat Pewarna (β-Karoten), Jurnal Teknologi Pertanian, Vol.2 No. 2, Hal. 22-29.

Published

2018-05-20