PANDANGAN SONOUCK HURGRONJE TENTANG ISLAM DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRAKTIK HUKUM DAN POLITIK DI INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.33477/dj.v12i2.1114Abstract
ABSTRAC Snouck Hurgronje is a very controversial figure in the history of colonialism in Indonesia. As a prominent colonial scientist and advisor, he has succeeded in building the foundations of thought which were then adopted by the Dutch colonial government as the Inlands Policy which strictly separates the three main problems in the religious life of Muslims in Indonesia; ritual matters, muamalah and politics. This paper shows that the separation between religious rituals and other important aspects such as muamalah and politics has an impact on the deformalization of Islamic law in Indonesia which has placed Islamic law as an inferior legal institution. Whereas the depoliticization of Islamic politics, has weakened the ideology of Islamic politics, some of whose impacts are still felt until today. Keywords: Snouck Hurgronje, Islam, Law, Politics. ABSTRAK Snouck Hurgronje adalah sosok yang sangat kontroversial dalam sejarah kolonialisme di Indonesia. Sebagai seorang ilmuwan dan penasehat kolonial yang terkemuka, Ia telah berhasil membangun dasar-dasar pemikiran yang kemudian diadopsi pemerintah kolianl Belanda sebagai Inlands Policy yang memisahkan secara ketat tiga masalah utama dalam kehidupan kegamaan umat Islam di Indonesia; masalah ritual, muamalah dan politik. Tulisan ini menunjukkan bahwa pemisahan antara ritual keagamaan dan aspek-aspek penting lainnya seperti muamalah dan politik telah berdampak terhadap deformalisasi hukum Islam di Indonesia yang telah menempatkan hukum Islam sebagai pranata hukum yang inferior. Sedangkan depolitisasi politik Islam, telah melemahkan ideologi politik Islam yang sebagian dampaknya masih terasa hingga kini. Kata Kunci: Snouck Hurgronje, Islam, Hukum, Politik.References
Daftar Pustaka
Arif, A. (2003). Antonio Gramschi; Negara dan Hegemoni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baso, A. (1996). Islam Pascakolonial; Perselingkuhan Agama, Kolonialisme dan Liberalisme. Bandung: Mizan.
Ernas, S. (2001). Pendapat Snouck Hurgronje tentang Islam di Indonesia dan Iplikasinya terhadap Susunan dan Kekuasaan Peradilan Agama. Bandung: Skripsi Fakultas Syariah IAIN Bandung.
Faruq. (2017). Belenggu Pasca Kolonial: Hegemoni dan Resistensi dalam Sastra Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hurgronje, S. (1985). ACEH; di Mata Kolonialisme, Jilid I dan II, Yayasan Soku Guru. Jakarta.
Hurgronje, S. (1996). Kumpulan Karangan Snouck Hurgronej, Jilid III, IV, V, VII dan XII. Jakarta: INIS.
Lev, D. s. (1990). Hukum dan Politik di Indonesia; Kesinambungan dan Perubahan. Jakarta: LP3S.
Noeh, Z. d. (1983). Postkolonialisme Indonesia Relevansi Sastra. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Noer, D. (1996). Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: PT. Pustaka LP3S Indonesia.
Ratna, N. K. (2008). Postkolonialisme Indonesia Relevansi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Steenbrink, Karel A. (1984). Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia Abad ke-19, Jakarta: Bulan Bintang.
Suminto, Aqib. (1985). Politik Islam Hindia Belanda. Jakarta: LP3ES.
Van Koeningsvald. (1989). Snouck Hurgronje dan Islam, Delapan Karangan tentang Hidup dan Karya Seorang Oriantalist Zaman Kolonial. Jakarta: PT. Grimukti Pusaka.
Woodward, Mark R. (1998). Indonesia, Islam dan Oriantalisme; Sebuah Wacana yang Melintas, Pengantar dalam ”Jalan Baru Islam”. Bandung: Mizan.