NILAI KEBERSAMAAN PADA TRADISI BELALLE’ DIASPORA MELAYU SAMBAS
DOI:
https://doi.org/10.33477/dj.v13i1.1395Abstract
Masyarakat Melayu dikenal mempunyai berbagai macam tradisi yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk Melayu Sambas. Salah satu warisan tersebut adalah tradisi belalle’. Tulisan ini membahas tentang tradisi belalle’ tersebut yang merupakan wujud rasa kebersamaan dan kekeluargaan antar sesama masyarakat Melayu Sambas walaupun menjadi diaspora di wilayah Kubu Raya. Tradisi ini dilaksanakan secara rutin setiap musim sawah berlangsung setiap tahunnya. Semakin baik seseorang mengenal orang lain, semikin baik pula hubungan emosional mereka dan akan semakin baik dan berpengaruh pula kepada rasa persatuan dan kesatuan. Tradisi Belalle’ tetap dilakukan oleh masyarakat Melayu di Desa Sungai Rengas karena mereka sadar bahwa hidup ini memerlukan bantuan orang lain. Dalam tradisi Belalle’ tidak hanya masyarakat Melayu yang melakukannya, akan tetapi etnis Madura pun ikut melakukan tradisi tersebut. Mereka bersama-sama dalam menjalankan tradisi tersebut tanpa memandang latar belakang etnis dari mereka. Dijelaskan juga dalam tulisan ini bahwa nilai kebersamaa yang ada dalam tradisi belalle’ adalah bersumber dari ajaran Islam. Selanjutnya dijelaskan pula nilai-nilai Islam yang terkandung dalam tradisi Belalle’ yang terkait dengan nilai kebersamaan yang dilakukan oleh masyarakat Melayu di Desa Sungai Rengas. Selain itu, tulisan ini juga menjelaskan tentang keistimewaan yang terdapat dalam tradisi belalle’ sehingga masyarakat Melayu masih menjalankan warisan nenek moyang mereka yang ada sejak ratusan tahun laluReferences
Abror, Abdurrahman. 2011. “Nilai Budi dan Keislaman dalam Pantun Melayu Pontianak”. Dalam Jurnal Khatulistiwa. Vol 1. No 2. Hal : 177-200
Darwis, Rizal. 2015. “Tradisi Hilileya Persinggungan Antara Agama dan Tradisi pada Masyarakat kota Gorontalo Persepektif Sosiologi Hukum Islam”. Dalam Analisa Journal of Social Science and Religion. Vol 22. No 1. Hal: 57-68
Eriswan. 2012. “Islam dan Budaya Melayu dalam Mewujudkan Visi Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang”. Dalam Jurnal Eksperesi Seni. Vol 12. No 1. Hal: 1-10
Hendry, Eka. 2013. “Integrasi Sosial dalam Masyarakat Multi Etnik”. Dalam Jurnal Khatulistiwa. Vol 21. No 1. Hal: 191-218
Haba, John. 2012. “Etnisitas, Hubungan Sosial dan Konflik di Kalimantan Barat”. Dalam jurnal Masyarakat dan Budaya. Vol 14. No 1. Hal: 31-51
Khairuddin, Moh. 2015. “Tradisi Selametan Kematian dalam Tinjauan Hukum Islam dan Budaya”. Dalam jurnal Penelitian Keislaman. Vol 11. No 2. Hal: 173-192
Lamazi. 2015. “Kosmologi Melayu Studi pada Arsitektur Masjid Kesultanan Sambas”. Dalam Jurnal Khatulistiwa. Vol 5. No 1. Hal: 50-59
Mastuki. 2014. “Islam, Budaya Indonesia dan Posisi Kajian Islam di Perguruan Tinggi Islam”. Dalam Jurnal Khazanah. Vol 12. No 1. Hal: 16-27
Muttaqin, Imron. 2014. “Nilai-nilai Inti (Core Value) Masyarakat Islam di Meruhum Pulau Lemukutan”. Dalam Jurnal Khatulistiwa. Vol 4. No 2. Hal: 139-147
Prasojo, Z. H. 2011. Indigenous Community Identity Within Muslim Societies in Indonesia: A Study of Katab Kebahan Dayak in West Borneo. Journal of Islamic Studies; 22 (1): 50-65.
Sulissusiawan, Ahadi. 2015. “Makna Simbolik Pantun dalam Tradisi Mulang-mulangkan Pada Masyarakat Melayu Sambas”. Dalam jurnal Litera. Vol 14. No 1. Hal: 134-147
Sunandar. 2015. “Melayu dalam Tantangan Globalisasi”. Dalam Jurnal Khatulistiwa. Vol 5. No 1. Hal: 60-73
Sutrisno, Mudji. 2005. “Transformasi” dalam Mudji Sutrisno dan Hendar Putranto (edits) Teori-teori Kebudayaan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, hal: 67
Utama, EJP. 2013. “Materi Sejarah dalam Buku Teks Muatan Lokal Pendidikan Multikultur Kalimantan Barat”. Dalam jurnal Ilmu-ilmu Sosial. Vol 10. No 2. Hal: 157-166
Yusriadi. 2015. “Identitas Orang Melayu di Hulu Sungai Sambas”. Dalam Jurnal Khatulistiwa. Vol 5. No 1. Hal: 74-99
Zahara. 2016. “Belalle’ Sistem Kerja Usaha Tani pada Masyarakat di Desa Rambayan Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas”. Dalam Jurnal Sosiologi. Vol 4. No. 3. Hal 1-14
Zakaria, Idris. 2012. “Islam dan Falsafahnya dalam Kebudayaan Melayu”. Dalam Jurnal Hadhari Special Edition. Hal: 91-108