EPISTEMOLOGI SUFY SEBAGAI MODEL PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI UNTUK PENCEGAHAN PRILAKU HEDONISME
DOI:
https://doi.org/10.33477/dj.v9i2.225Abstract
Penelitian ini berkaitan dengan epistemology Sufi yang meneliti problematika realitas manusia moderen yang cenderung berburu menjadi pemenang, berburu ijabah, berburu karomah, berburu sukses, berburu hebat, dan berebut pencitraan. Apakah ini dampak dari epistemology Eropa yang melahirkan popular culture di era global. Kondisi ini ilmu pengetahuan seperti ini, melahirkan problematika krusial, karena dorongan manusia untuk berupaya menjadi terbaik dengan segala cara dilakukan, sebagai contoh presentasikan oleh para trainer motivation demi mencapai kesuksesan. Dalam paradigm sufi kesuksesan itu semu dan sifatnya sementara, tujuan besar ilmu adalah mewujudkan kesenangan jasmani dan rohani. Realitas popular culture sebagai model hidup lebih mengedepankan potensi materi yang mendorong manusia saling berbenturan untuk menjadi pemenang yang semu. Batasan penelitian adalah bagaimana model epistemology dakwah Sufi untuk mencegah sifat hedonisme manusia yang berpotensi melahirkan generasi Fir‟aunis yang karakter popular culture sebagai hegemoni materi, kekuasaan, dan sexualitas secara berlebihan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, menggunakan data pustaka dan data lapangan dengan menggunakan metode Densin sebagai teknik pengumpulan data. Penelitian ini menemukan bahwa problem epistemology Eropa yang berkontribusi besar sehingga lahirnya popular culture, yang memberi warna pengembangan ilmu pengetahuan bercorak Fir‟aunis. Solusi yang ditemukan dalam penelitian ini adalah signifikansi epistemology Sufi sebagai basis pengembangan teknologi komunikasi. Corak epistemology Sufi terbagi menjadi tiga model yakni epistemology Imani, Islami dan ihsani. Model produksi pengetahuan ini memiliki peran efektif dalam proses reproduksi ilmu melalui proses dzikkrullah proses lahirnya pengetahuan. Epitemologi Sufi sebagai dasar pengembangan epistemology teknologi komunikasi. Ia lebih kontekstual bagi kebutuhan manusia modern di era globalDownloads
Additional Files
Published
2018-01-03
Issue
Section
Articles