AKTUALISASI TASAWUF AL-GHAZALI DALAM MENGANTISIPASI KRISIS SPIRITUAL

Authors

  • Hj Marhani M.Ag Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Program Pascasarjana S3

DOI:

https://doi.org/10.33477/fkt.v9i1.674

Abstract

ABSTRAK Penelitian dengan judul aktualisasi tasawuf al-gazali dalam mengantisipasi krisis spiritual di abad modern. Dengan tujuan penelitian Mengidentifikasi berbagai urgensi pelaksanaan ajaran tasawuf sebagai terapi spiritual dalam upaya mengantisipasi problematika sosial di era modern. Merumuskan langkahlangkah strategis penerapan nilai-nilai ajaran tasawuf untuk mengantisipasi dampak negatif terutama dalam aspek krisis spiritual di era modern. Metode penelitian yang digunakan adalah riset kepustakan (library research). Metode ini, penulis merujuk ke berbagai literatur dan menelusuri berbagai persoalan yang menghawatirkan di era modern dengan pendekatan yang digunakan adalah multidisipliner atau interdisipliner dengan menonjolkan pendekatan teologis normatif, psikologis, dan sosio kultural. Hasil penelitian yaitu: (1) Nama lengkap imam Al-Gazali adalah Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad ibn Ahmad al- Ghazali al- Tusi. Dalam perjalanan panjang, Al-Ghazali mencoba mengembalikan hasratnya kepada beberapa ilmu pengetahuan yang pernah dikembangkannya, yaitu filsafat, teologi, dan berbagai mazhab yang berkembang pada zaman itu. Pada akhirnya ia menemukan kepuasan pengetahuan dalam mistisisme atau sufisme, atau ia kembali kebidang tasawuf lantaran merupakan pucuk keilmuan yang lama yang dikembangkan oleh pihak keluarganya. (2) Al-Ghazali melihat sumber kebaikan manusia itu terletak pada kebersihan rohanianya dan rasa akrabnya ( taqarrub) terhadap Tuhan, sesuai dengan prinsip Islam, Al-Ghazali menganggap Tuhan sebagai pencipta, yang aktif memelihara dan menyebarkan rahmatnya bagi sekalian alam. Cara ber-taqarrub kepada Allah swt., yaitu latihan yang langsung mempengaruhi rohani. Diantaranya yang terpenting ialah Al-muraqabah, yaitu manusia merasa diawasi terus oleh Allah swt. dan al-muhasabah, yakni senantiasa mengoreksi diri sendiri. Menurut Al-Ghazali, kesenangan itu ada dua tingkatan yaitu kepuasan dan kebahagiaan (lazzat dan sa’adah). Kepuasan ialah apabila kita kita mengetahui kebenaran sesuatu. Bertambah banyak mengetahui kebenaran itu, bertambah banyak orang yang merasakan kebahagiaan. Akhirnya kebahagian yang tertinggi ialah bila mengetahui kebenaran sumber dari segala kebahagiaan itu sendiri. Itulah yang dinamakan ma’rifatullah, yaitu mengenal adanya Allah swt tanpa syak sedikit juga, dengan penyaksian hati, yang sangat

Downloads

Published

2018-12-31

Issue

Section

Articles