BADAL HAJI : ANALISIS KRITIS PANDANGAN MAZHAB MALIKI DAN MAZHAB SYAFI’I
Abstract
Abstrak Penelitian ini berkaitan dengan analisis pandangan Mazhab Maliki dan Mazhab Syafi’i tentang badal haji. Penelitian tentang badal haji ini dirasa penting mengingat badal haji merupakan praktik yang hidup dalam masyarakat muslim, khususnya di Maluku. Pokok masalahyang diajukan adalah bagaimanakah badal haji menurut pandangan Mazhab Maliki dan Mazhab Syafi’i? Penilitian menggunakan pendekatan syar’i dan komparasi. Penelitian bersifat kepustakaan (library research) yang mengandalkan sumber-sumber data tertulis baik berupa sumber primer maupun sekunder. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik kepustakaan dan dianalisis menggunakan teknik deskriptif analisis dengan metode analisis deduktif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa badal haji berkenaan dengan seorang muslim yang secara finansial telah dikategorikan wajib haji, tetapi sampai ia wafat, tidak sempat melaksanakan haji karena adanya halangan yang dibenarkan dalam Islam. Mazhab Maliki berpendapat bahwa orang lain tidak diperbolehkan untuk menggantikan orang yang telah meninggal tersebut untuk melaksanakan haji untuknya karena menurut mazhab Maliki, haji diwajibkan kepada orang Islam yang masih hidup. Seorang yang telah meninggal, tak ada lagi kewajiban haji untuknya dan tidak boleh orang lain berhaji untuknya. Ini berbeda dengan Mazhab Syafi’i yang membolehkan badal haji dilakukan untuk orang yang sudah meninggal karena secara tekstual, hadis-hadis Nabi saw. jelas membolehkannya.
Kata Kunci: badal haji, mazhab, wafat, mubah, makruh
Abstract This research is concerned with analysing the views of the Maliki Mazhab and the Shāfi'ī Mazhab on badal haji. Research on badal Hajj is considered important considering that badal Hajj is a practice that lives in Muslim communities, especially in Maluku. The main issue raised is how is badal haji according to the views of the Maliki Mazhab and the Shāfi'ī Mazhab? The research uses shar'i and comparative approaches. The research is library research that relies on written data sources in the form of both primary and secondary sources. The research data was collected using library techniques and analysed using descriptive analysis techniques with deductive analysis methods. The results of this study show that badal Hajj is related to a Muslim who is financially categorised as obliged to perform Hajj, but until he dies, he is unable to perform Hajj because of an obstacle that is justified in Islam. The Maliki school is of the opinion that it is not permissible for another person to replace the deceased person to perform Hajj on his behalf because, according to the Maliki school, Hajj is obligatory for Muslims who are still alive. If a person has died, Hajj is no longer obligatory for him and it is not permissible for someone else to perform Hajj on his behalf. This is different from the Shāfi'ī school of thought, which allows Hajj to be performed on behalf of a deceased person because the text of the Prophet's traditions clearly states that it is permissible.
Keywords: badal hajj, mazhab, death, permissible, makruh
References
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman Al-Jaziri. Fiqih Empat Madzhab. Jakarta: Darul Ulum Press, n.d.
Al-Bukhārī, Muḥammad bin Ismā‘īl. Ṣaḥīḥ Al-Bukhārī. Beirut: Tuq al-Najah, 1422.
Al-Sarakāsῑ, Muḥammad bin Aḥmad. Al-Mabsūṭ. Bairut: Dār al-Ma’rifah, 1993.
Al-Sijistānī, Abū Dāwūd. Sunan Abī Dāwūd. Bairut: al-Maktabah al-Asriyyah, 1431.
Al-Zuhailî, Wahbat. Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuh. Damaskus: Dar al-Fikr, n.d.
Kementerian Agama RI. Al-Qur’an Dan Terjemahnya. Jakarta: Sinergi Pustaka Indonesia, 2012.
Malik, Abdul. “Badal Haji.” Raudha 4 No. 1, no. 34 (2016): 97–105.
http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/raudhah/article/view/64/43.
Muchtar, Asmaji. Dialog Lintas Mazhab: Fiqih Ibadah Dan Muamalah. Jakarta: Amzah, 2016.
Muhammad Jawad Mughniyah. Fiqih Lima Mazhab. Jakarta: Lentera, 2011.
Nasution, Muhammad Ihsan. “PELAKSANAAN BADAL HAJI DI KOTA MEDAN (Studi Kasus 5
KBIH Di Kota Medan).” Institut Agama Islam Negeri Medan, 2010.
http://repository.uinsu.ac.id/1935/1/tesis Muhammad Ihsan Nst.pdf.
Nurdin, Roswati, and H. Rajab. “The Practice of Hajj Substitution in Indonesia: The Search for Legal
Certainty through Usul Al-Fiqh Approach.” Al-Risalah: Forum Kajian Hukum Dan Sosial
Kemasyarakatan 20, no. 2 (2020): 217–29. https://doi.org/10.30631/al-risalah.v20i2.576.
Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
Rahmadanil. “PELAKSANAAN BADAL HAJI SEBAGAI PROFIT DITINJAUDARI HUKUM
ISLAM (The Implementation of The Badal Hajj As Profit In Terms Of Islamic Law).” Qawanin
, no. 1 (2021): 101–16.
https://jurnalfasya.iainkediri.ac.id/index.php/qawanin/article/view/74/66.
Rajab, H. “Berhaji Dengan Dana Kredit (Kaji Ulang Konsep Istitha’ah Dalam Haji).” Tahkim 10, no. 1
(2014): 1–18. https://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/THK/article/view/2469.
Ruswanti, Ika. “Hukum Badal Haji Bagi Orang Yang Masih Hidup Perspektif Mazhab Hanafi Dan
Mazhab Maliki.” IAIN Purwokerto, 2021.
Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah. Jakarta: Cakrawala Publishing, 2011.
Soekanto, Sarjono, and Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif,. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
Sugiono. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2012.
Zaghlul Najjar, Muhammad Abdul Aziz Azzam, Imam Al-Suyuthi, and Samson Rahman. Fiqh Ibadah
(Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa Dan Haji). Jakarta: Amzah, 2009