STUDI TERHADAP IDIOLOGI RADIKALISME AGAMA PASCA KONFLIK MALUKU

Authors

  • Duriana Duriana Institut Agama Islam Negeri Ambon

DOI:

https://doi.org/10.33477/fkt.v8i2.361

Abstract

Penelitian ini tentang studi terhadap ideologi radikalisme agama pasca konflik Maluku. Yang bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena radikalisme agama, idiologi radikalisme agama, dan aktifitas-aktifitas radikalisme agama pasca konflik Maluku. Fenomena Laskar Jihad di Maluku merupakan perkembangan lebih lanjut dari Laskar Jihad Ahlusunnah wa al-Jama’ah pasca pembubaran oleh Ja’far Umar Thalib tahun 2012, kemudian berkembang melalui aktifitas pendidikan, dakwah dan wirausaha. Sementara fenomena Hizbut Tahriri Maluku, dibawa oleh seorang aktifis Mahasiswi dari Kendari, kemudian berkembang ke wilayah-wilayah Maluku terutama ke kampuskampus Perguruan Tinggi di Maluku melalui aktifitas-aktifitas dakwah, orasi ilmiah dan seminar-seminar ilmiah. Idiologi Jama’ah Salafi Ahlusunnah wa al-Jama’ah Maluku dan Hizbut Tahrir Maluku. Yang pertama beridiologi Islam murni yang berdasar pada al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman Salaf al-Shalih dalam keyakinan, perkataan, amalan, akhlak dan adab serta mu’amalah, dan bertujuan merealisasikan penghambaan yang hakiki kepada Allah Ta’ala. Sementara idiologi Hizbut Tahriri Maluku beridiologi Islam politik dalam arti „aqidah „aqliyah yang memancarkan sistem untuk mengatur kehidupan manusia dalam seluruh aspek baik politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan sebagainya. Aktifitas-aktifitas Jama’ah Salafi dan Hizbut Tahrir Maluku, keduanya menekankan pada aktifitas dakwah. Dakwah salafi semata-mata murni mengajak indifidu dan masyarakat untuk memahami Islam yang sebenarnya berdasarkan teladan dari Rasulullah dan para salaf al-shalih. Sementara aktifitas dakwah Hizbut Tahrir Maluku bersifat politik yaitu bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk menegakkan syariat Islam dalam kehidupan pribadi, masyarakat, dan bahkan Negara.

Downloads

Additional Files

Published

2018-01-14

Issue

Section

Articles