Identifikasi Kesalahan Konsep dalam Pembelajaran Sains SMP Materi Zat dan Wujudnya
DOI:
https://doi.org/10.33477/hp.v14i2.1078Abstract
Karakteristik sains bersifat abstrak, inilah yang menyebabkan sains dianggap sulit bagi sebagian besar siswa. Kesulitan siswa dalam memahami sains ditandai oleh ketidakmampuan siswa untuk memahami konsep sains dengan benar, sehingga ada banyak kesalahan konseptual dalam memahami materi sains. Materi sains adalah materi yang mencakup banyak materi konseptual, simbolik, dan perhitungan yang akan menyulitkan siswa dalam pemahaman mereka. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menggambarkan kesalahan konseptual yang dialami oleh siswa.References
Ardhana, W. 2004. Pembelajaran Kontekstual. Model Pembelajaran Kostruktivistik dalam Pengajaran Sains/Sains. Malang : FMIPA UM.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Berg, V.D. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidi. Sebuah Pengantar Berdasarkan Lokakaryadi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, 7-10 Agustus 1990. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Bodner, G.M. 1992. Why Changing The Curriculum May Not Be Enough. Journal of Chemical Education, 69 (3): 186-190.
Cakmakci, D., Donnelly, J., & Leach, J. 2003. A cross-sectional study of the understanding of the relationships between concentration and reaction rate among Turkish secondary and undergraduate students. European Science Education Research Association (ESERA) conference.
Dahar, R.W. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: P2LPTK.
Effendy. 2002. Upaya untuk Mengatasi Kesalahan Konsep dalam Pengajaran dengan Menggunakan Strategi Konflik Kognitif. Media Komunikasi Sains, 2 (6): 1-19.
Effendy. 2007. A-Level Chemistry for Senior High School Students Volume 2A. Malang: Bayumedia Publishing.
Garnett, P.J. & Treagust, D.F. (1992). Conceptual Difficulties Experienced by Senior High School Students of Electrochemistry : Electrochemical (Galvanic) and Electrolytic Cells. Journal of Research in Science Teaching, 29 (10): 1079-1099.
Herron, J.D. 1996. The Chemistry Classroom, Formulas for Succesful Teaching. American Chemical Society: Copyright Clearance Center, Inc.
Ibnu, S. 1989. Kesalahan atas Konsep-Konsep IPA Karena Ketidaktepatan Pendekatan yang Digunakan. Kumpulan Makalah. Malang: IKIP.
Kurniawati, I.L. 2011. Implementasi Pembelajaran PBL yang dikompilasi diagram Vee, Reciprocal Teaching, Problem Possing untuk Meningkatkan Mutu dan Proses Pembelajaran sains Materi Termokimia di kelas XI IPA SMAN 4 Malang. Bimafika. Vol 3, No. 1, hal 284-291.
Kurniawati, I.L. 2012. Pengembangan Buku ajar Berbasis Masalah Pada Materi Termokimia. Bimafika. Vol 4, No. 1, hal 469-479.
Kurniawati, I.L. 2013. Pengembangan Buku ajar Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas X Dalam Materi Hidrokarbon. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan MIPA Universitas Pendidikan Ganesha,Tahun 2013, hal 78-81.
Kurniawati, I.L . 2017. Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Kimia. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains Berbasis Kearifan Lokal. Tahun 2017, hal 65 – 75.
Nakhleh, M.B. 1992. Why Some Student Don’t Learn Chemistry: Chemistry Misconception. Journal of Chemical Education, 69(3):191-196.
Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung : PT. Tarsito.
Sugiono. 2004. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : C.V. Alfabeta
Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Tastan, O., Yalcinkaya, E., & Boz, Y . 2010. Pre-Service Chemistry Teachers’ Ideas About Reaction Mechanism. Journal of Turkish Science, 7(1): 47-60.
Wiseman, F.L. 1981. The Teaching of College Chemistry, Role of Student Development Level. Journal of Chemical Education, 58(60): 484-488.
Winarti, A. 1998. Analisis Pemahaman Konsep Asam Basa melalui Penggambaran Mikroskopis dan Hubungan dengan Kemampuan Berpikir Formal Siswa. Tesis tidak dipublikasikan. Malang: PPS UM.
Wonorahardjo, S. 2005. Filosofi Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Sains. Dasna, I Wayan dan Sutrisno (Editor).Model-Model Pembelajaran Konstruksivistik Dalam Pembelajaran Sains Sains (hlm 14-32). Malang: Jurusan Sains, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang.