CINTA ILAHI DALAM SUFISME AL-HALLAJ: STUDI PEMIKIRAN LOUIS MASSIGNON DAN RELEVANSINYA DI ERA DIGITAL
DOI:
https://doi.org/10.33477/jsi.v14i1.9656Abstrak
Artikel ini mengkaji konsep cinta Ilahi (mahabbah) dalam sufisme al‑Hallaj menurut pemikiran Louis Massignon serta menelaah relevansinya di era digital saat ini. Tujuan penelitian adalah mengisi kekurangan kajian terdahulu dengan melakukan analisis kritis terhadap pengalaman mistik al‑Hallaj, khususnya konsep pengorbanan diri, fana (musnahnya ego), hulul (penyatuan dengan Tuhan), dan kesatuan transendental, serta mengeksplorasi bagaimana ajaran ini merespon tantangan spiritual akibat digitalisasi dan distraksi teknologi. Metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan kualitatif dengan pendekatan deskriptif‑analitik; data primer bersumber dari karya Massignon The Passion of al‑Hallaj (1982), sedangkan data sekunder diperoleh dari teks-teks klasik tasawuf dan literatur kontemporer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Massignon menafsirkan pernyataan “Ana al‑Haqq” al‑Hallaj sebagai puncak ekspresi cinta Ilahi melalui penyerahan total dan kesyahidan, serta bahwa fana dan hulul merupakan proses transformasi spiritual esensial. Dalam konteks era digital, prinsip-prinsip sufistik ini menawarkan jalan untuk menjaga integritas spiritual di tengah kegamangan sosial, kelebihan informasi, dan isolasi virtual. Kesimpulannya, penerapan konsep-konsep sufisme al‑Hallaj menurut Massignon dapat memperkuat ketahanan spiritual dan otentisitas bagi komunitas Muslim dalam menghadapi dinamika kehidupan digital.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Muhammad Asmar Joma, Fiqi Restu Subekti

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.