MENYOROTI KOMODIFIKASI AGAMA MELALUI LENSA FENOMENOLOGI EDMUND HUSSERL
MENYOROTI KOMODIFIKASI AGAMA MELALUI LENSA FENOMENOLOGI EDMUND HUSSERL
DOI:
https://doi.org/10.33477/jsi.v14i1.9941Abstrak
Abstrak: Fenomena komodifikasi agama dalam masyarakat kontemporer menimbulkan antara reduksi makna sakral dan ekspresi religius baru. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji dinamika tersebut melalui pendekatan fenomenologi Edmund Husserl, dengan menekankan pentingnya pengalaman subjektif individu dalam memahami makna religiusitas di tengah arus pasar dan digitalisasi. Dengan metode kualitatif-deskriptif, tulisan ini memadukan teaah literatur akademik, studi-studi empiris, dan representasi simbolik dalam ruang publik, untuk menyoroti bagaimana kesadaran keagamaan tetap aktif dan otentik meskipun tampil dalam bentuk baru yang terkomodifikasi. Konsep epoche dan reduksi fenomenologis digunakan untuk menangguhkan penilaian normatif serta menggali esensi spiritualitas yang dihayati oleh subjek dalam interaksi dengan simbol-simbol keagamaan di media digital dan budaya populer. Temuan menunjukkan bahwa konten keagamaan digital dapat meningkatkan pemahaman agama generasi muda dan menjadi media perjumpaan spiritual yang relevan. Oleh karena itu, Hasil kajian menunjukkan bahwa komodifikasi agama tidak selalu mengikis spiritualitas, tetapi dapat menjadi medium transendensi yang baru, terutama bagi generasi muda Muslim di Indonesia. Penelitian ini menekankan perlunya pembacaan yang reflektif dan empatik dalam memahami religiusitas era digital.
Kata kunci: komodifikasi agama, fenomenologi, Edmund Husserl
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 ikhwan galih suhaini, Abd Rahman Hamid, M. Akmansyah, Sudarman

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.