BENTUK ALIH KODE TUTURAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR BAHASA INDONESIA (Studi Kasus Terhadap Siswa SMP Negeri 1 Leihitu)
DOI:
https://doi.org/10.33477/hp.v10i2.705Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan (1) frekuensi kemunculan alih kode yang dilakukan siswa SMP Negeri 1 Leihitu dalam mengikuti proses belajar-mengajar bahasa Indonesia, (2) pola-polanya, (3) fungsifungsi komunikatifnya. Berdasarkan eskripsi data, disimpulkan tiga hal: (1) frekuensi penggunaan alih kode oleh siswa Kelas II SMP Neg 1 Leihitu dalam mengikuti PBM bahasa Indonesia adalah 19,59% atau berada pada tingkat relatif “rendah”, (2) alih kode yang digunakan oleh siswa cenderung berpola antarkalimat dan antarujaran, dan (c) alih kode yang digunakan siswa cenderung difungsikan untuk mengkhususkan orang yang dituju dan personalisasi. Rendahnya kuantitas alih kodedalam tuturan siswa Kelas II SMP Negeri 1 Leihitu ketika mengikuti PBM bahasa Indonesia bukan disebabkan oleh percakapan berbahasa siswa dan kemampuannya memahi konteks komunikasi, namun lebih dipengaruhi oleh: (1) tingginya dominasi tuturan dan tindakan guru dalam mengajar sehingga siswa kurang produktif dalam bertutur, dan (2) motif siswa memproduksi tuturan, yaitu memberikan respons singkat terhadap stimulus yang digunakan guru, sehingga siswa kurang produktif dalam bertutur. Kedua, kecenderungan pemakaian pola alih kode oleh siswa yaitu pola antarkalimat dan antarujaran kerkaitan dengan (1) tingkat kedwibahasaan siswa (dalam menguasai dialeg Ambon sebagai B1 dan bahasa Indonesia sebagai B2) yang bercorak majemuk dan (2) kedekatan ikatan bahasa antara dialeg Ambon (B1) dengan bahasa Indonesia (B2). Ketiga, kecenderungan pendayagunaan alih kode oleh siswa, yaitu untuk mengkhususkan orang yang dituju serta persolalisasi berkaitan erat dengan: (1) siswa kurang memahami konteks tuturan dan (2) guru cenderung apriori (belum mengetahui) terhadap ragam tuturan yang diproduksi siswa. Keywords: Alih Kode, Proses Belajar-Mengajar Bahasa IndonesiaReferensi
A.R. Syamsuddin.1992. “Bilingualisme, Diglosia, Pijn dan Kreol (Situasi Kebahasaan di Indonesia)”. (dalam Muhadjir,dkk.) Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Alwasilah, A. Ch. 1985. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.
Hamied, F.A. 1987. Proses Belajar Mengajar Bahasa. Jakarta: Dirjen Dikti, P2LPTK.
Huda, Nuril. 1988. “The Merits of Group Work in Foreign Language Teaching”. Malang: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Malang.
IKIP Padang.1999. Buku Panduan Penulisan Tesis IKIP Padang: Program Pascasarjana.
Lumaintaintang, Y.B. 1996. “Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar”. (Makalah) Jakarta: Depdikbud.
Moleong, L.J. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nababan, P.W.J. 1984. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar”. Jakarta: Gramedia.
Refnita, Lely. 1999. “Alih Kode dalam Proses Belajar Mengajar Sebuah Kajian Sosiolinguistik. (Laporan Penelitian). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Rusyana, Y. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: Diponogoro.
Tarigan, H.G. 1988. Pengajaran Kedwibahasaan. Bandung: Angkasa.
Wardaugh, R. 1986. An Introduction to Sociolinguitics. New York: Basil Blackwell.
Weinreich, U. 1968. Language and Contact: Findings and Problems. Paris: Moutonthe Hague.