Representasi Tokoh Perempuan Dalam Cerita Rakyat Air Mata Lilinita Karya Martha Telapary
DOI:
https://doi.org/10.33477/jpb.v1i1.11141Keywords:
Perempuan, Feminisme, Cerita rakyatAbstract
Artikel ini bertujuan untuk mengkaji representasi tokoh perempuan dalam cerita rakyat Air Mata Lilinita karya Martha Telapary dengan menggunakan pendekatan feminisme Toril Moi. Cerita ini mengangkat kisah Lilinita, seorang perempuan yang hidup dalam sistem patriarki dan mengalami berbagai bentuk ketidakadilan, baik secara emosional, sosial, maupun simbolik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan sumber data berupa teks cerita rakyat dalam antologi Cerita Rakyat Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease terbitan Kantor Bahasa Provinsi Maluku. Teknik analisis dilakukan melalui pembacaan kritis terhadap narasi, simbol, dan representasi tokoh utama perempuan dalam teks. Hasil analisis menunjukkan bahwa tokoh Lilinita direpresentasikan sebagai perempuan ideal menurut konstruksi budaya patriarkal: cantik, pendiam, penyabar, dan patuh. Ia mengalami dominasi dan penindasan dalam bentuk objektifikasi tubuh, pernikahan sepihak, serta tekanan emosional akibat ketiadaan keturunan. Meskipun demikian, air mata Lilinita menjadi simbol resistensi diam yang menyimpan kekuatan transformatif. Semburan air dari tempat ia menanam air matanya dimaknai sebagai ledakan emosional yang menghancurkan sistem penindasan, dan pada akhirnya menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat. Dengan demikian, artikel ini menyimpulkan bahwa melalui simbol air mata, pengalaman personal perempuan dalam cerita rakyat dapat dibaca sebagai bentuk kritik terhadap dominasi patriarkal serta pengakuan atas kekuatan spiritual dan sosial perempuan dalam budaya lokal.
Kata Kunci: Perempuan, Feminisme, Cerita rakyat
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Nanik Handayani, Kesya Alaila Putri Abdullah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.