ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP AKSARA PENANGGALAN KALENDER DALAM TRADISI KEAGAMAAN DI MALUKU DAN SUMATERA BARAT

Authors

  • Nur Apriani Nukuhaly Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon
  • Susi Hardila Latuconsina IAIN Ambon

DOI:

https://doi.org/10.33477/lingue.v4i2.4115

Abstract

Masyarakat Maluku dan Sumatera Barat merupakan dua daerah adat yang sangat unik dalam melakukan ritual keagamaan, namun di sisi lain masing-masing memiliki naskah penanggalan penanggalan untuk menentukan awal kegiatan keagamaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bilangan hatuhaha dan takwin ulakan memiliki persamaan yaitu bilangan takwin jum'atiyah (hatuhaha) dan bilangan takwin ulakan (sumatera barat/padang parimana), keduanya menggunakan hisab urfi. Selain itu terdapat perbedaan angka takwin jumat (hatuhaha) dan takwin ulakan (Sumatera Barat/Padang), yaitu tahun pertama dalam penanggalan Hijriah Hatuhaha adalah tahun Alif 1 dimana 1 Muharram jatuh pada hari Jumat sehingga disebut nomor Jumat. 'atiyah. Sedangkan tahun pertama dalam perhitungan takwin ulakan adalah Alif 1 tahun, tetapi 1 Muharram jatuh pada hari Kamis. Selain itu, terdapat perbedaan pelaksanaan penanggalan penanggalan terkait tradisi dan ritual keagamaan antara masyarakat Hatuhaha dengan masyarakat Padang Parimana.

References

Abdurrachman, Paramita R. (1973). Bunga Rampai Sejarah Maluku. Jakarta: Lembaga Penelitian Sejarah Maluku.

Alamsyah. 2017. M. Yunis 2017.Metode Istinbat Aliran An-Nazir dalam Penetapan Penetapan 1 Ramadhan. Makassar.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tengah. (2010). Pulau Haruku dalam Angka

Barliana M.Syaom. (2008). Semiotika: Tentang Membaca Tanda- tanda,Artikel, FPIPS UPI Bandung.

Bogdan, Robert & Steven J. Taylor. (1992). Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Suatu Pendekatan Fenomenologis Terhadap Ilmu Sosial). Surabaya: Usaha Nasional Indah.

Danandjaja, James. (1986). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Penerbit PT Temprint.

Dwittes, Septian. [2016], Takwim Hijriyah Tarekat Syatariyah : Studi Filologi Terhadap Naskah Takwim di Nagari Muaro Sijunjung, Skripsi, Fak,Syariah dan Hukum, Prodi. Hukum Keluarga UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Hoed, Benny. (2011). Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya. Depok : Komunitas Bambu

Ihromi, TO (2006) Pokok-Pokok Antropologi Budaya, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Koentjaraningrat. (1994). Metode- Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Latuconsina Y. M. (2002). Karakteristik tanah di atas formasi batu gamping koral di wilayah desa Pelauw.

Downloads

Published

2023-03-13

How to Cite

Nukuhaly, N. A., & Latuconsina, S. H. (2023). ANALISIS SEMIOTIKA TERHADAP AKSARA PENANGGALAN KALENDER DALAM TRADISI KEAGAMAAN DI MALUKU DAN SUMATERA BARAT. Lingue : Jurnal Bahasa, Budaya, Dan Sastra, 4(2), 92–106. https://doi.org/10.33477/lingue.v4i2.4115