NILAI-NILAI FILOSOFIS PELA GANDONG MASYARAKAT MALUKU DALAM HIBRIDSASI TRADSI MASYARAKAT PENDATANG

Authors

  • La Ilham Toha Universitas Gadjah Mada

DOI:

https://doi.org/10.33477/lingue.v5i2.5907

Abstract

                                                         Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana nilai-nilai filosofis Pela Gandong berperan dalam proses hibridisasi budaya antara masyarakat Maluku dan kelompok-kelompok masyarakat pendatang. Penelitian ini melibatkan analisis terhadap literatur yang berhubungan dengan pandangan hidup Pela Gandong dan teori hibridisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pela Gandong, dengan prinsip-prinsip persahabatan, toleransi, dan keseimbangan, telah menjadi fondasi bagi integrasi budaya yang terdiri dari nilai kemanusiaan dan nilai persaudaraan yang mendalam. Ini memungkinkan masyarakat pendatang untuk berbagi tradisi mereka sambil tetap menghormati dan menghargai nilai-nilai lokal yang terkandung pada nilai kemanusiaan yang bersifat fleksibel. Namun, pada nilai persaudaraan mendalam pada kelompok tertentu yang bersifat ekslusif yang bersegmentasi pada kelompok tertentu memungkinkan terjadinya hibridisasi pada nilai ini yang bersifat kaku. Sehingga dampak hibridisasi budaya ini terhadap identitas masyarakat Maluku terdapat pada elemen nilai persaudaraan yang tidak melibatkan masyarakat pendatang yang tergabung dalam kelompok masyarakat tertentu, dan pada nilai kemanusiaan yang bersifat universal terdapat hubungan yang harmonis karna terdapat standar moral kemanusiaan bersama. Kata-kata kunci: Pela-Gandong, Madyarakat-Maluku, Masyaraka-Pendatang, Hibridisas

References

A Budi Hardiman, Robertus Rober, A

setyo Wibowo, T. H. T. (2011).

Empat Esai Etika Politik.

Aponno, E. H. (2017). Budaya Lokal

Maluku “Pela Gandong” Dalam

Konteks Perilaku Organisasi.

Jurnal Manajemen STIE

Muhammadiyah Palopo, 3(1).

https://doi.org/10.35906/jm001.v

i1.200

Bakker, A. (1990). Metodologi

Penelitian Filsafat (01 ed.).

Kanisius.

Berpendidikan. (2023). Pengertian

Sirkulasi, Urbanisasi, Ruralisasi,

Transmigrasi, dan Migrasi

Internasional.

Berpendidikan.Com.

https://www.berpendidikan.com/2

/06/pengertian-sirkulasiurbanisasi-ruralisasi-transmigrasimigrasi-internasiona.html

departemen pendidikan dan

kebudayaan. (1999). Sejarah

Kebudayaan Maluku (Ohorella

(ed.); 1st ed.). CV. ilham Bagun

Karta.

Geertz, H. (1963). Indonesian Cultures

and Communities. HRAF Press.

Hasudungan, A. N., Sariyatun, S., &

Sutiyah, S. (2019). Implementasi

Nilai Local Wisdom Pela

Gandong dalam Pendidikan Pasca

Rekonsiliasi Konflik Ambon. In

Jurnal Pendidikan Sejarah

Indonesia (Vol. 2, Issue 2, pp.

–190).

https://doi.org/10.17977/um033v

i22019p179

Helwig, N. E., Hong, S., & Hsiaowecksler, E. T. (2015). Debating

Cultural Hybridity Multicultural

Identities and the Politics of AntiRacism ( edited by P. Werbner &

T. Modood (eds.); 08 ed.). Zed

books London.

Jurnal Lingue: Bahasa, Budaya, dan Sastra. Vol. XX, No. XX,

Page

.

Kbbi, L. (n.d.). KBBI. Kamus Besar

Bahasa Indonesia.

https://kbbi.lektur.id/pendatang

Keith, M. (2005). After the

cosmopolitan?: Multicultural

cities and the future of racism. In

After the Cosmopolitan?:

Multicultural Cities and the

Future of Racism.

https://doi.org/10.4324/97802034

Kwok-Bun, C., & Peverelli, P. J.

(2010). Cultural hybridization: A

third way between divergence and

convergence. World Futures:

Journal of General Evolution,

(3–4), 219–242.

https://doi.org/10.1080/02604021

Malisngorar, J., & Sugiswati, B.

(2017). Pela Gandong Sebagai

Sarana Penyelesaian Konflik. In

Perspektif (Vol. 22, Issue 1, p.

. core.ac.uk.

https://doi.org/10.30742/perspekti

f.v22i1.589

Merritt, S., & Stolterman, E. (2012).

Cultural hybridity in participatory

design. In ACM International

Conference Proceeding Series

(Vol. 2, pp. 73–76).

https://doi.org/10.1145/2348144.2

Pieterse, J. N. (2016). Hybridity, So

What? 18, 219–245.

Piliang, Y. A. (2009). Retakan-retakan

Kebudayaan: Antara Keterbatasan

dan Ketakberhinggaan. Melintas,

(1), 75–92.

Ralahallo, R. N. (2009). Kultur damai

berbasis tradisi pela dalam

perspektif psikologi sosial. Jurnal

Psikologi, 36(2), 177 – 188.

https://journal.ugm.ac.id/jpsi/artic

le/view/7894

Sartono, L. Y. (2022). Islam Di

Indonesia : Agama Dan Budaya.

Sukarwo. (2017). Krisis Identitas

Budaya: Studi Poskolonial pada

Produk Desain Kontemporer.

Jurnal Desain.

https://doi.org/10.30998/jurnaldes

ain.v4i03.1869

Supartiningsih. (2007). ETIKA

DISKURSUS BAGI

MASYARAKAT

MULTIKULTURAL: Sebuah

Analisis dalam Perspektif

Pemikiran Jürgen Habermas.

Jurnal Filsafat, 17(01).

Talakua, Y. (2018). Migrasi orang

Buton ke Ambon: Studi pada

orang Buton di Dusun Telaga

Pangi Negeri Rumahtiga

Kecamatan Teluk Ambon, Kota

Ambon. Dialektika Masyarakat:

Jurnal Sosiologi, 2(2), 15–33.

https://www.neliti.com/publicatio

ns/368650/migrasi-orang-butonke-ambon-studi-pada-orangbuton-di-dusun-telaga-panginegeri#cite

Tubaka, A. M. (2018). 2. Islam

Maluku; Dialektika agama &

budaya dalam tradisi pela

gandong.PDF

Published

2023-12-30

How to Cite

Toha, L. I. (2023). NILAI-NILAI FILOSOFIS PELA GANDONG MASYARAKAT MALUKU DALAM HIBRIDSASI TRADSI MASYARAKAT PENDATANG. Lingue : Jurnal Bahasa, Budaya, Dan Sastra, 5(2), 84–102. https://doi.org/10.33477/lingue.v5i2.5907