MEME POLITIK SEBAGAI KRITIK WACANA DALAM AKUN FACEBOOK KOMIKKITA: ANALISIS WACANA KRITIS NORMAN FAIRCLOUGH

Authors

  • Asri Ismail Universitas Negeri Makassar
  • Muhammad Saleh Universitas Negeri Makassar
  • Agung Rinaldy Malik Universitas Negeri Makassar
  • Salam Salam
  • Abd Rahim Universitas Negeri Makassar

DOI:

https://doi.org/10.33477/lingue.v5i2.5936

Abstract

Meme politik  Komikkita.com  mengkonstruksi  wacana  ideologis  sebagai  sebuah  bentuk

manifestasi demokrasi dalam era digitalisasi. Keberanian Komikkita.com mengkritisi elit politik lintas parta dengan tegas menjadi daya tarik tersendiri untuk dikaji lebih dalam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh dari akun Komikita.com melalui Facebook dan Instagram. Teori yang diterapkan adalah analisis wacana kritis Fairclough yang terdiri dari analisis teks, praktik diskursif dan sosiokultural. Penelitian ini mengkaji bagaimana meme media sosial mengkonstruksi wacana yang berkembang di Indonesia saat ini, ideologi apa yang ingin disampaikan dan untuk siapa ideologi tersebut dibuat. Di samping itu, kajian ini dilakukan untuk menganalisis konteks sosial dan budaya yang menjadi latar belakang meme politik tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa meme Komikkita.com mengkonstruksi citra dan wacana negatif tentang politisi yang mengkir dalam penyelidikian KPK serta orang-orang yang terlibat dalam kasus korupsi serta kasus pelanggaran HAM di Indonesia. Pada analisis praktik diskursif, ideologi yang disampaikan melalui meme-meme tersebut ditujukan kepada elit politik dan pihak-pihak yang terkait dengan kasus-kasus yang dibahas. Respons masyarakat menunjukkan bahwa ideologi yang disampaikan melalui meme diterima dan didukung oleh pembaca. Pada analisis sosiokultural dapat dipahami bahwa praktik korupsi dan pelanggaran HAM saat ini masih menjamur di Indonesia yang mengakibatkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap elit politisi. Hadirnya meme ini sebagai bentuk kritik wacana terhadap isu yang berkembang saat ini.

References

Bourdieu, Pierre. (1991). Language and Symbolic Power. Disunting oleh John Thompson. Diterjemahkan oleh Gino Raymond dan Matthew Adamson. 1 ed. Cambridge- UK: Poliity Press.

Blommaert, J. (2005). Discourse: A criticalintroduction.Cambridge: Cambridge University Press.

Creswell, J. W. (2014). Research design:Qualitative,quantitative, and mixed methods approaches (4th ed.). LosAngeles: Sage Publication.

Davidson, P. (2012). The language of internet memes. In M. Mandiberg (Ed.), The social media reader (pp. 120-134). Broadway: New York University Press.

Dawkins, Richard. (1976). The Selfish Gene. Oxford: Oxford University Press. Fairclough, N. (1992). Discourse and social change. Oxford: Blackwell.

Fairclough, N. (2001). Language and power. Harlow: Longman.

Hartini, S. (2017). Analisis Wacana pada Meme Gamers Mario Teguh di Facebook.KINESIK, 4(3), 111-126.

Huntington, H. E. (2017). The affect and effect of internet memes: Assessing perceptions and influence of online user- generated political discourse as media (Doctoral dissertation, Colorado State University).

Janks, H. (1997). Critical discourse analysis as a research tool. Discourse: Studies in the Cultural Politics of Education, 18(3), 329-342.

Juliana, Y. (2019). Analisis wacana kritis meme politik (studi deskriptif kualitatif meme politik dalam akun twitter capres–cawapres fiktif Nurhadi–Aldo menjelang pilpres 2019).

Knobel, M., & Lankshear, C. (2006). Online memes, affinities, and cultural production. In M. P. C. Bingum (Ed.), A new literacy sampler (pp. 199-122). Broadway: Peter Lang Publishing.

Kulkarni, A. (2017). Internet meme and Political Discourse: A study on the impact of internet meme as a tool in communicating political satire. Journal of Content, Community & Communication Amity School of Communication, 6.

Machin, D., & Mayr, A. (2012). How to do critical discourse analysis: A multimodal introduction. London: Sage Publications.

Martin, J., & Wodak, R. (Eds.). (2003). Re/reading the past: Critical and functional perspective on time and value. Klaprozenweg: Benjamins.

Palupi, D. (2018). Critical discourse analysis of the meme makasih yang lebih cantik. Advances in Social Science, Education, and Humanities Research (ASSEHR), 228, 378-383.

Pickering, M., & Lockyer, S. (2005). Introduction: The ethics and aesthetics of humor and comedy. In I. S. L. M. Pickering (Ed.), Beyond a joke: The limits of humor (pp. 1-24). Spring, St: Palgrave Macmillan.

Raja, P. (2018). Singaporean internet memes in visual culture. The Journal of Literature, Literacy, and the Arts, Research Strand, 5(1), 7-48.

Risdaneva. (2018). A critical discourse analysis of women’s portrayal in news reporting of sexual violence. Studies in English Language and Education, 5(1), 126-136.

Shifman, L. (2014). Memes in digital cultures. Cambridge: The MIT Press.

Siregar, A., Gurning, B., & Santoso, D. (2018). Stereotyped language about women on internet memes of meme comic Indonesia (A multimodal critical discourse analysis). Jurnal Linguistik Terapan Pascasarjana UNIMED, 15(1), 102-112.

Van de Donk, Wim B. H. J., I. Th M. Snellen, dan Marcel Thaens. (2012). Public Administration in the Information Age: Revisited. Amsterdam: IOS Press.

Van Dijk, T. (2002). Ideology: political discourse and cognition. In C. S. P. Chilton (Ed.), Politics as text and talk (pp. 33-57). Klaprozenweg: Benjamins.

Yoon, I. (2016). Why is it not just a joke? Analysis of Internet memes associated with racism and hidden ideology of colorblindness. Journal of Cultural Research in Art Education, 33, 92-123

Downloads

Published

2023-12-05

How to Cite

Ismail, A., Saleh, M., Malik, A. R., Salam, S., & Rahim, A. (2023). MEME POLITIK SEBAGAI KRITIK WACANA DALAM AKUN FACEBOOK KOMIKKITA: ANALISIS WACANA KRITIS NORMAN FAIRCLOUGH. Lingue : Jurnal Bahasa, Budaya, Dan Sastra, 5(2), 1–15. https://doi.org/10.33477/lingue.v5i2.5936