UPACARA ADAT TURUN BANTAYAN DI DESA CIKELENG KECAMATAN JAPARA KABUPATEN KUNINGAN (KAJIAN HERMENEUTIK)
Upacara Adat; Hajat Bumi; Kebudayaan.
DOI:
https://doi.org/10.33477/lingue.v6i1.7588Abstract
Abstrak
Budaya yang berkembang di masyarakat desa sering kali mencerminkan nilai-nilai tradisional dan kebiasaan yang diwariskan turun-temurun. Menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini mengambil sumber data utama dari masyarakat Desa Cikeleng. Fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan praktik upacara adat Turun Bantayan dan menganalisis simbol-simbol yang terkandung di dalamnya melalui pendekatan hermeneutik. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang praktik dan makna upacara adat Turun Bantayan serta menumbuhkan kesadaran dan kecintaan terhadap budaya lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menggali nilai-nilai budaya yang terkandung dalam upacara adat tersebut yang dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. Hasil penelitian ini adalah masyarakat Desa Cikeleng sebelum melangsungkan pernikahan biasanya melaksanakan Hajat Bumi, sebuah acara adat sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang sangat membantu perekonomian masyarakat yang mayoritasnya adalah petani. Melalui tradisi ini, mereka berharap mendapatkan rezeki yang baik dan dijauhkan dari mara bahaya oleh Tuhan. Upacara Adat Turun Bantayan sendiri adalah sebuah tradisi yang masih dijaga hingga saat ini dengan rangkaian ritual yang lengkap seperti Huap Lingkung, Membakar Harupat, Memecahkan Telur, Membasuh Kaki, Memecahkan Kendi, Berebut Bakakak Ayam, dan Nyokcrok. Meskipun era globalisasi dan modernisasi telah membuat banyak masyarakat, khususnya anak-anak sekolah, remaja, dan ibu-ibu di Kabupaten Kuningan kurang mengenal budaya ini, upacara adat ini tetap penting untuk dikaji karena mengandung banyak nilai budaya yang dapat meningkatkan kualitas hidup. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah pengetahuan budaya lokal dan memotivasi generasi muda untuk melestarikannya.
Kata-kata kunci: Upacara Adat; Hajat Bumi; Kebudayaan.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
If accepted for publication, the copyright of the article belongs to the author. Copyright includes the exclusive right to reproduce or transmit manuscripts in any form and media: reprint, produce photographs, microfilm, or translated versions of the manuscript. Increasing parts of this journal, storage and transmission of databases of any form or media, such as electronic copies, electrostatic and mechanical copies, photocopies, recordings, magnetic media and so on are permitted without permission. LINGUE: Jurnal Bahasa, Budaya dan Sastra, allow readers to read, download, copy, distribute, print, search, or link the fulltext of its articles and allow readers to use them for any other lawful purpose. However, it can not be used for commercial purposes
Jika diterima untuk publikasi, hak cipta artikel adalah milik penulis. Hak Cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi atau mengirimkan manuskrip dalam bentuk dan media apa pun: mencetak ulang, menghasilkan foto, mikrofilm, atau versi terjemahan dari manuskrip tersebut. Memperbanyak bagian jurnal ini, penyimpanan dan transmisi database dalam bentuk atau media apa pun, seperti salinan elektronik, salinan elektrostatis dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetis, dan sebagainya diizinkan tanpa izin. LINGUE: Jurnal Bahasa,Budaya dan Sastra, memungkinkan pembaca untuk membaca, mengunduh, menyalin, mendistribusikan, mencetak, mencari, atau menautkan teks lengkap artikelnya dan memungkinkan pembaca untuk menggunakannya untuk tujuan yang sah lainnya. Namun, tidak dapat digunakan untuk tujuan komersial
LINGUE : Jurnal Bahasa, Budaya, dan Sastra Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-TanpaTurunan 4.0 Internasional.