Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA dalam Menyelesaikan Masalah Identitas Trigonometri Ditinjau dari Gender
DOI:
https://doi.org/10.33477/mp.v6i2.663Abstract
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah identitas trigonometri ditinjau dari gender di SMA. Dalam pengambilan subjek dilakukan dengan cara think a loud. Siswa yang cenderung memenuhi kriteria berpikir kritis selanjutnya dikelompokkan berdasarkan gender. Berdasarkan data jenuh yang diperoleh berdasarkan masing-masing gender, selanjutnya di ambil masing-masing satu orang untuk dianalisis kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan hasil analisis kemampuan berpikir kritis ditinjau dari gender dalam menyelesaikan masalah identitas trigonometri diperoleh bahwa siswa yang berjenis kelamin laki-laki dan siswa yang berjenis kelamin perempuan cenderung memenuhi 5 indikator berpikir kritis yaitu (1) mampu merumuskan pokok permasalahan; (2) mampu mengungkapkan fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah; (3) mampu memilih argumen yang logis, relevan dan akurat; (4) mampu mendeteksi bias berbeda pada sudut pandang berbeda dan (5) Mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang di ambil sebagai suatu keputusan. Dalam proses penyelesaian berdasarkan tahapannya tampak bahwa siswa perempuan cenderung teliti dan sistematis dibandingkan siswa laki-laki. Kata kunci: Kemampuan berpikir kritis, gender. Abstract This study aimed to analyze critical thinking ability when solved trigonometry identity problem based on gender difference in senior high school. Subject were selected by think a loud. Most of student can do critical thinking criteria and then make a group difference based on gender. Based on saturated data that have obtained for each gender, and then take one of them to analyze critical thinking ability. Based on result shows that male student and female student mostly can complete five indicators of critical thinking such as 1) can formulate the core problem; 2) can express fact that requirement to solve the problem; 3) can choose logically argument, relevant, and accurate; 4) can detect different refraction when get different solution; and 5) can determint cause of the statement that it have took as a decision. When solved the problem based on the its phase, showed that female student are more careful and more sistematic than male student.References
Ekawati, Aminah dan Shinta Wulandari. (2011). Perbedaan Jenis Kelamin Terhadap Kemampuan Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika (Studi Kasus Sekolah Dasar). Jurnal Universitas Borneo Tarakan.
Ennis, R.H. (2000). A super-steamlined conception of critical thinking. Tersedia: http://www.ed.uine.edu/EPS/PES-yearbook/92.does/ennis.htm
Facione,PA. (2010). Critical Thinking: What is and Why It Count. Insight Assesment. 1-24
Fowler, G. (2004). Critical thinking across teh curriculum projek. Tersedia: http://ww.kemetro.cc.mo/us/longview/etac/definition.htm
Hassoubah, Izhab Zaleha. (2004) Developing Creatif and Critical Thingking Skill (cara berpikir kritis dan kreatif). Nuansa. Bandung
Krutetskii, V.A. (1976). The Psychology of Mathematics Abilities in School Children. Chicago: The University of Chicago Press.
Myers, B.E., Dyer, J.E. (2006). The Influence Of Student Learning Style On Critical Thinking Skill. In Journal of Agricultural Education, 47, (1).
Rita L. Atkinson, et.all., Pengantar Psikologi, Batam: Interaksara. 172
Sugiyono. (2006). “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta
Sukayasa. (2014). Karakteristik Penalaran Siswa SMP Dalam Memecahkan Masalah Geometri Ditinjau Dari Perbedaan Gender. Program studi pendidikan matematika universitas Tadulako: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 03 Nomor 01.
Suriadi. (2006). Pembelajaran Dengan Pendekatan Discovery Yang Menekankan Aspek Analogi Untuk Meningkatkan Pemahaman Matematika Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis pada PPs UPL, Tidak dipublikasikan.