REPRESENTASI NILAI-NILAI BUDAYA JAWA DALAM LIRIK LAGU “CAPING GUNUNG” KARYA GESANG
DOI:
https://doi.org/10.33477/lingue.v5i2.5882Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi nilai-nilai budaya Jawa dalam lirik lagu "Caping Gunung" yang diciptakan oleh Gesang dengan befokus pada pengungkapan (1) pemaknaan denotasi, konotasi, dan mitos pada lirik lagu; (2) pemaknaan bentuk simbolik pada lirik lagu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan semiotik oleh Roland Barthes. Dalam analisis ini, penulis mengeksplorasi bahasa yang digunakan dalam lirik, nilai-nilai tradisional yang tercermin, serta hubungan antara manusia dan alam, yang merupakan aspek penting dalam budaya Jawa. Penulis berusaha untuk memahami bagaimana lirik tersebut memainkan peran penting dalam melestarikan dan memperkuat identitas budaya Jawa. Berdasarkan analisis data, diperoleh simpulan bahwa (1) Pada pemaknaan denotasi, konotasi, dan mitos, lirik lagu ini memiliki makna yang dalam dan merujuk pada elemen-elemen khas budaya Jawa dalam melestarikan dan memperkuat identitas budaya Jawa yang mencakup sejarah, nilai-nilai budaya, dan hubungan manusia dengan alam; (2) Makna simbolik "Caping Gunung" adalah tanda yang melambangkan pakaian tradisional Jawa sebagai identitas budaya Jawa.
Kata-kata kunci: lagu jawa, denotasi, konotasi, mitos, dan makna simbolikReferences
Aryan, A. (2018). Makna Budaya dalam Lirik Lagu Sasak Kajian Etnolinguistik. Mataram: Universitas Mataram.
Aslinda & L. Syafyahya. (2007). Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT Refika Aditama.
Barthes, R. (1988). The Semiotics Challenge. New York: Hill and Wang
Barthes, R. (2012). Elemen-elemen Semiologi. Ardiansyah M, penerjemah. Yogyakarta: IRCiSoD. Terjemahan dari: Elements of Semiology.
Endraswara, S. (2018). Antropologi sastra lisan: perspektif, teori, dan praktik pengkajian. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Febrianto. (2012). Pemaknaan Lirik Lagu Lingsir Wengi OST Kuntilanak 2006 Kajian Semiotika. Surabaya: Universitas Pembangunan Nasional.
Harmunah. (1996). Musik Keroncong; Sejarah, Gaya danPerkembangannya. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
Istiqomah. (2018). Makna Pupuh (tembang) dalam Tradisi Ritual Sandingan Masyarakat Jawa Kabupaten Kediri. Malang: Univeritas Muhammadiyah Malang.
Jenks, C. (1993). Culture. Terjemahan Erika Setyawati. 2013. Culture: Studi Kebudayaan. (hlm 71). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Koenjaraningrat. (1985). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.
Koentjaraningrat. (2002). Manusia dan kebudayaan di Indonesia/Koentjaraningrat. Jakarta: Djambatan.
Kurniawan. (2001). Semiologi Roland Barhes. Magelang: Yayasan Indonesia Tera.
Ma’rufi, I. & M. Ardi. (2021). Nilai-Nilai Budaya Dalam Lagu Ndas Gerih Karya Denny Caknan; Studi Semiotika Ferdinand De Saussure. AL MUNIR: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam. Volume 12 Nomor 01, Januari-Juni 2021 p. 15-27
Rafika, J. (2018). Analisis Lagu ‘Caping Gunung’ dalam Limbukan Wayang Kulit. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta: UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta.
Riyatmoko, E. & Suyatno. (2019). Analisis Pemaknaan pada Tembang Campursari “Gugur Gunung” dalam Konteks Gotong Royong. Jurnal Sasindo Unpam, Volume 7, Nomor 2.
Smiers, J. (2003). Arts Under Presure. London, New York: Zed Books.
Sobur, A. (2009). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2015). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V. W. (2014). Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Perss.
Sumarsam. (2003). Interaksi Budaya dan Perkembangan Musikal. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Surakhmad, W. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito.
Utomo, W. (1986). Gesang Tetap Gesang. Aneka Ilmu, Semarang.
Downloads
Additional Files
Published
How to Cite
Issue
Section
License
If accepted for publication, the copyright of the article belongs to the author. Copyright includes the exclusive right to reproduce or transmit manuscripts in any form and media: reprint, produce photographs, microfilm, or translated versions of the manuscript. Increasing parts of this journal, storage and transmission of databases of any form or media, such as electronic copies, electrostatic and mechanical copies, photocopies, recordings, magnetic media and so on are permitted without permission. LINGUE: Jurnal Bahasa, Budaya dan Sastra, allow readers to read, download, copy, distribute, print, search, or link the fulltext of its articles and allow readers to use them for any other lawful purpose. However, it can not be used for commercial purposes
Jika diterima untuk publikasi, hak cipta artikel adalah milik penulis. Hak Cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi atau mengirimkan manuskrip dalam bentuk dan media apa pun: mencetak ulang, menghasilkan foto, mikrofilm, atau versi terjemahan dari manuskrip tersebut. Memperbanyak bagian jurnal ini, penyimpanan dan transmisi database dalam bentuk atau media apa pun, seperti salinan elektronik, salinan elektrostatis dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetis, dan sebagainya diizinkan tanpa izin. LINGUE: Jurnal Bahasa,Budaya dan Sastra, memungkinkan pembaca untuk membaca, mengunduh, menyalin, mendistribusikan, mencetak, mencari, atau menautkan teks lengkap artikelnya dan memungkinkan pembaca untuk menggunakannya untuk tujuan yang sah lainnya. Namun, tidak dapat digunakan untuk tujuan komersial
LINGUE : Jurnal Bahasa, Budaya, dan Sastra Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-TanpaTurunan 4.0 Internasional.